Kamis, 04 Oktober 2012

MAKNA KEHIDUPAN


Alkisah, ada seorang pemuda tampak mendatangi seorang tua bijak untuk bertanya, “Paman, saya menempuh perjalanan jauh ini, sesungguhnya untuk menemukan jawaban, bagaimana caranya membuat diri sendiri selalu gembira dan bahagia? Dan, sekaligus bisa membuat orang lain selalu gembira?”

Sesaat, si paman menatap sambil menilai kesungguhan raut wajah rupawan di hadapannya. Sambil tersenyum bijak, dia berkata, ”Anak muda, mengingat usiamu yang masih begitu muda, terus terang paman terkejut dan tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Baiklah, untuk menjawab pertanyaanmu, paman akan memberimu empat kalimat sakti. Perhatikan baik-baik ya...”

”Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!” Kemudian, si paman melanjutkan dengan pertanyaan, ”Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman apa pengertianmu tentang kalimat tadi?”

Tidak lama kemudian, si pemuda dengan gembira menjawab, ”Saya coba jawab ya Paman, tapi tolong dikoreksi jika salah. Jika saya bisa menganggap diri saya seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan itu tidak akan membuatku lupa diri. Apakah betul Paman?”

Dengan wajah senang si paman mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan berkata, “Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!”

Setelah berpikir sejenak, kemudian...perlahan ia mengulangi kata-kata si paman, ”Anggap orang lain seperti diri kita sendiri... Dengan menganggap orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Berjiwa besar serta penuh toleransi. Betul Paman?”

Dengan raut wajah makin cerah, si paman berkata, ”Lanjut ke kalimat ketiga. Camkan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!”

Si anak muda terlihat kembali berpikir. Tak lama , ia mengutarakan pendapatnya, ”Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai privacy orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Sehingga, kita tidak perlu saling menyerang wilayah dan menyakiti orang lain. Tidak saling mengganggu. Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau berbeda pendapat, masing-masing bisa saling menghargai.”

Selesai berkata-kata, terdengar sang paman tertawa, ”Bagus, bagus sekali! Ketiga kalimat telah kamu artikan dengan sangat baik. Nah, sekarang kalimat keempat, anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Paman telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Anak muda, kalimat yang terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, renungkan baik-baik,” kata si paman sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sampai beberapa waktu, pemuda itu tampak kebingungan dan kembali mencari sang paman.

”Paman, setelah memikirkan keempat kalimat tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan kontradiktif. Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu? Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat Paman sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga gembira?”

Spontan, si paman menjawab, ”Gampang. Renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup untuk belajar dan mengalaminya sendiri.”

Si pemuda berkelana dan belajar hingga usia tua. Saat dia meninggal, orang banyak menjulukinya sebagai, ”Orang bijak yang selalu gembira dan senantiasa menularkan kegembiraannya kepada setiap orang yang dikenalnya”.

Pembaca yang luar biasa,

Keempat kalimat di atas, yakni:

1. anggap dirimu seperti orang lain;

2. anggap orang lain seperti dirimu;

3. anggap orang lain seperti mereka sendiri;

4. anggap dirimu sebagai dirimu sendiri;

memang bukan sesuatu yang mudah untuk dimengerti, apalagi dipraktikkan. Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk belajar mencintai kehidupan dan belajar berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini. Selama kita mampu menempatkan diri, tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain, serta mengerti pula keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang lentur.

Dengan begitu, ke mana pun kita bergaul akan mendapat tempat dan selalu memberikan kehangatan, kedamaian, kegembiraan. Dan kebahagiaan hidup pun akan muncul secara alami.......


Success is my right!

Salam sukses, luar biasa!!
"Andrie Wongso"

Minggu, 23 September 2012

Perjalanan Franky Sahilatua

Mungkin bagi pecinta lagu nostalgia tidak asing dengan nama Franky Hubert Sahilatua, Penyanyi balada asal Surabaya, lahir pada 16 Agustus 1953 dan meninggal pada 20 April 2011 dalam usia 57 tahun. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara, diantaranya adalah Jane Sahilatua dan Johnny Sahilatua.Penyanyi yang mempunyai suara emas ini merupakan salah satu penyanyi yang selalu peduli dengan lingkungan dan negaranya. dan tak jarang lagu bertemakan sosial pernah diciptakanya, Terminal, Orang pinggiran, Perahu retak serta lagu yang berjudul Kembali Ke Pancasila merupakan sebagian kecil yang pernah ia buat.

Nama Franky mulai bersinar sejak paruh kedua dekade 1970-an, ketika ia bersama adiknya, Jane Sahilatua membuat proyek duo folk dengan nama Franky & Jane. Duet ini sempat menghasilkan 15 album yang semuanya dirilis di bawah Jackson Record. Albumnya antara lain, Musim Bunga, Ali Topan, Kepada Angin dan Burung-burung, Panen Telah Datang dan Menyambut Musim Petik. Dari Duet ini ada sebuah lagu yang sangat luar biasa menurutku, lagu itu berjudul "PERJALANAN".

Lirik lagu karya Franky pada masa Franky & Jane cenderung pada pemujaan alam pada awalnya, misalnya pada lagu Musim Bunga dan Kepada Angin dan Burung. Namun Franky gemar pula "bercerita" mengenai kehidupan orang sehari-hari, seperti Perjalanan atau Bis Kota. Franky pernah menulis dan menyanyikan lagu-lagu soundtrack untuk film Ali Topan.

Sejak tahun 1990-an Franky banyak terlibat dalam aksi-aksi panggung bertema sosial dan nasionalisme. Ia aktif terlibat dalam masa peralihan politik dari Orde Baru menuju Reformasi, penentangan RUU APP, serta gerakan anti globalisasi. Pada pemilu 2004, dirinya terang-terangan turut mendukung dan mengkampayekan calon presiden Amien Rais, sebagai calon presiden yang menurutnya paling bersih dibanding yang lain.

Salah satu lagu paling populer yang diciptakan olehnya dan dinyanyikan oleh Iwan Fals adalah lagu berjudul ”Kemesraan.” Lagu lainnya, Di Bawah Tiang Bendera diciptakannya bersama Iwan Fals pada 1996, dengan latar belakang peristiwa 27 Juli.Namun kini semua hanya tinggal sebuah kenangan, semoga di lain waktu akan muncu sosok-sosok Franky muda pada diri remaja indonesia. Orang yang tidak pernah mengenal kata menyerah untuk sebuah keadilan dan kebenaran.

DISKOGRAFI
Album Solo
* BALADA WAGIMAN TUA (1982)
* GADIS KEBAYA (1984)
* DIBALIK KACA JENDELA
* PURNAMA JANGAN BERKEPING
* TERMINAL (1993) bersama Iwan Fals
* KEMARIN (1994)
* LELAKI DAN TELAGA (1995)
* ORANG PINGGIRAN (1995) bersama Iwan Fals
* PERAHU RETAK (1996) bersama Emha Ainun Najib
* MENANGIS (1999) bersama Iwan Fals

Franky & Jane
* KEMBALILAH (1975)
* BALADA ALI TOPAN (1976)
* MUSIM BUNGA (1978)
* KEPADA ANGIN DAN BURUNG-BURUNG (1978)
* DAN KETUK SEMUA PINTU (1979)
* PANEN TELAH DATANG (1980)
* SITI JULAIKA (1982)
* DI LADANG BUNGA (1983)
* RUMAH KECIL, PINGGIR SUNGAI (1984)
* BIARKAN HUJAN (1986)
* LANGIT HITAM (1990)
* PERJALANAN/BIS KOTA (Versi Baru) (1991)
* POTRET (1992)
* LELAKI DAN REMBULAN (1993)

Franky & Johnny
* UNTUKMU GADISKU

Franky, Jane & Johnny
* MENYAMBUT MUSIM PETIK (1985)
* FRANKY & JANE, ACOUSTIC FOREVER (2011)

Album Lain
* KITA SEMUA SAMA (1989)
* NURLELA (1989)

Karya Populer
* Di Bawah Tiang Bendera
* Kemesraan
* Malu

Rabu, 29 Agustus 2012

Gugurnya Sebuah Keadilan


Saat ini banyak orang yang berkata dengan lantang menuntut sebuah keadilan, kadang aku sendiri bingung sebenarnya keadilan seperti apa yang meraka cari. Kalo kita lihat secara seksama keadilan akan selalu berbeda makna bagi masing-masing individu. Adil menurutku belum tentu adil bagi oaring lain, begitupun sebaliknya. Kadang ketika aku merenung untuk mencari sebuah keadilan yang aku temukan adalah sebuah rasa kurang puas, rasa ingin berotak dan menghancurkan semua yang ada. Sebuah pertanyaan kadang ada dalam benakku, ketika aku melihat orang-orang disekitarku bisa tertawa terbahak-bahak diantara luka dan ke tidak mampuan orang lain. Inikah sebuah keadilan bagi mereka? Inikah keadilan yang ingin mereka rasakan?. Ketika ego sudah menjadi raja dan meraja lela dalam diri kita, masihkah kita dapat melihat keadilan dan kebenaran itu ada.

Yang muncul adalah rasa tidak percaya, baik pada diri sendiri ataupun lingkungan. Krisis kepercayaan akan selalu meraja lela dan kebahagian yang sesungguhnya hanya akan menjadi sebuah fatamorgana. Kebahagiaan bagi mereka yang berkuasa dan memiliki tahta serta harta benda yang mungkin orang lain tidak akan bisa menghitungnya. Apakah kita pernah melihat disekitar kita, masih banyak orang yang belum tentu dapat merasakan apa yang kita rasakan. Dan ketika aku bertanya pada mereka apa arti dari sebuah keadilan?. Kadang mereka hanya menjawab dengan senyuman sinis, ada pula yang mengatakan jika mereka esok hari bisa makan, ini sebuah keadilanbagi kami.

Sementara itu, orang-orang yang berkuasa terus menumpuk pundi-pundi kekayaanya dengan menghalalkan berbagai cara. Menindas, meghancurkan keadilan yang sebenarnya untuk kebahagiaan mereka yang cuma sesaat. Hingga tangis, jerit ketidak puasan akan terus membahana pada diri orang-orang kecil yang setiap hari disuguhin berita tentang tindakan orang-orang yang bisa membeli keadilan. Kalau sudah seperti ini apa bedanya lingkungan kita dengan hutan rimba?, yang berkuasa semakin meraja lela sedang yang tertindas akan semakin sengsara. Gotong royong yang dulu menjadi jati diri kita juga sudah pergi tanpa pesan. Aku masih ingat, dulu waktu aku sekolah ada pelajaran yang mengatakan. “ menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan”. Masihkah ini berlaku dalam kehidupan kita sekarang.

Kini perdamain dan keadilan hanya menjadi sebuah wacana yang kapan akan menjadi sebuah realita tak seorangpun yang tahu. Semua orang berebut untuk menjadi nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi yang paling di puja. Bahkan ada beberapa orang yang menamakan diri mereka sebagai pembela keadilan, namun mereka hanya memperjuangkan isi kantong dan perut mereka. Itulah realita lingkungan kita sekarang. Padahal tuhan telah menciptakan semua berpasang-pasangan untuk bisa saling melengkapi ada pejabat ada pula rakyat jelata, ada pimpinan ada pula bawahan dll. Ketika semua berebut untuk menjadi pimpinan, siapa yang akan menjadi bawahan? Aku rindu nengriku dulu yang penuh senyum dan santun. Sekarang ini bisa kita ibaratkan, kita sedang menaiki kapal yang membawa harapan namun kapal ini berlayar tanpa arah. Dihempas badai dan gelombang yang tak pernah sampai pada tujuan.

Mungkin aku sedikit lebih beruntung dari orang-orang itu, aku masih dikelilingi oleh teman, keluarga dan saudara yang bisa memberiku sebuah keadlian, biarpun yang mereka berikan bukan uang yang mungkin akan bisa membuat aku lupa akan arti sebuah keadilan. Bagiku selama ini hidup rukun dan tidak saling menggunakan ego untuk menjadi pondasi berfikir mungkin itu sebuah rasa adil. Kita bisa salng member dan menerima pendapat dari orang lain. Aku hanya bisa bersyukur ketika aku bisa menjalani hidupku tanpa merugikan orang. Bagiku ketika aku berdiri di satu tempat dan aku dapat diterima disitu dengan baik sudah lebih dari cukup. Dan aku selalu berpesan kepada teman-temanku yang sering mengeluh tentang keadaan mereka, mereka yang selalu merasa kurang dengan apa yang sudah didapat. Padahal disekitar mereka tak jarang orang yang hanya bisa makan sekali dalam sehari. “ UNTUK APA MENGELUH KETIKA KITA MASIH BISA BERSYUKUR” itulah yang selalu aku tanamkan dalam diriku. Syukuri apa yang sudah kita dapat, jangan pernah berfikir lebih. Karena aku tahu, Tuhan sudah menciptakan manusia dengan takaran mereka masing masing. Karena aku yakin  “ APA YANG DI BERIKAN TUHAN KEPADA KITA ITULAH YANG TERBAIK ”. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu melebihi kemampuan ataupun batasan kita.

Dalam kehidupan kita sekarang ini mungkin sering kita lihat orang yang dikasih lebih dari kemampuan menerimanya, dan semua pasti di pergunakan untuk hal – yang kurang bermanfaat atau malah merugikan orang lain. “ Terima Kasih Tuhan atas nikmat yang engkau berikan pada hambamu ini, Aku akan menjaganya dengan baik sebelum aku pertanggung jawabkan semua ini padamu”.

Ketika semua orang tak lagi bisa berteriak
Ketika semua orang hanya bisa menangis darah
Ketika ibu tidak lagi dapat menyusui bayinya
Dan ketika semua alam hanya diam membisu

Apakah ini artinya keadilan bagimu
Keadilan semu yang hanya jadi milikmu
Milik  orang-orang yang tak tahu malu
Orang-orang yang ingin di puja seperti berhala

Mungkinkan ada secercah harapan
Untuk kami merasakan keadilan
Keadilan yang telah engkau rampas
Hingga yang ada hanyalah luka dan sengsara

Ingatlah semua ini hanya sementara
Dan ketika tiba saatnya giliran mu untuk diam
Bisakah kamu mempertanggung jawabkan
Keadilan kami yang telah engkau perjual belikan

Selasa, 28 Agustus 2012

KASIH DI PERSIMPANGAN


Dulu aku pernah membuat sebuah cerpen, namun sekarang agak lupa sih maklum waktu itu flshdisk blm ada yang ada hanya disket yang gampang hancur dan sekarang entah ada dimana. Bahkan anak SMKN Blitar pun pernah meminta copynya untuk dimuat di majalah sekolah. Cm aku agak lp, jd aku berusaha menulisnya kembali biarpun tak selengkap yang dulu. Mohon maaf jika tulisan ini kurang berkenan..

KASIH DI PERSIMPANGAN

Sore ini udara terasa sejuk, senja pun sudah mulai berwarna keemasan dan sang surya jg sudah ingin keperadua. Dengan langkah gonta aku menyusuri pematang sawah di belakang rumahku, aku terus berjalan sambil memandang padi seng sudah mulai menguning “sebentar lagi panen” kata dalam hatiku. Aku terus berjalan mengelilingi sawah keluargaku yang tinggal sejengkal, sesekali aku berteriak untuk mengusir burung yang mencoba memakan padi yang ditanam. Dari kejauhan keponakanku berlari menghambiri, “ ada apa le?” tanyaku padanya. “ ayo lek cepetan pulang sudah sore” jawabnya dengan kata yang masih terbatah-batah. Aku lalu memanggulnya di pundakku sambil aku berjalan pulang. Canda dan tawa anak kecil yang masi polos membuat aku semakin bahagia, sesekalipun aku goda dia, tawa kecil yang begitu riuh membuat akupun ikut larut dalam kebahagiaan.

Sesampai rumah akupun langsung mandi, dan kembali bermain dengan keponakanku. Tak terasa waktu sudah jam 9 malam si kecilpun mulai mengantuk dan akhirnya tertidur. Akupun bergegas ke kamarku, kebaringkan badan di kasur yang rasa empuknya sudah mulai hilang. Aku termenung dan sesekali membayangkan apa yang akan aku kerjakan besok?. Tak terasa aku sudah ada dalam dunia mimpi. Keesokan harinya, aku mendengar orang mengetuk kamarku “ Le, tangi wes awan ” suara ibuku membangunkanku. Rupanya sudah pagi “ kata dalam hatiku” akupun menjawab pangiilan orang tuaku lalu bergegas keluar kamar. Aku buka pintu rumah sambil menatap langit yang masih agak gelap. Dalam hati aku berkata “ Terima kasih tuhan, kau masih memberiku kesempatan untk menikmati udara pagi ini”.
Rutinitas pagipun aku lakukan, sedikit olah raga pagi dengan lari menyusuri jalan kampong membuat badan lebih terasa segar. Kebetulan sekarang hari minggu jd lebih banyak waktu untuk bersama keluarga. Tak terasa matahari juga sudah terik, aku terus duduk diteras reot sambil kembali bermain dengan keponakanku. Tak terasa sorepun tiba, aku membawa sebuah gitar kecil dan kembali ke sawah untuk menikmati udara senja. Aku terus berjalan hingga tibalah aku pada sebuah gubuk yang terletak di samping sawah orang tuaku. Aku mencoba memainkan gitar yang ku bawa, kupetik perlahan sambil aku bernyanyi dengan suara sumbangku. Entah sudah berapa lagu yang sudah aku mainkan hingga tak terasa sesnja mulai datang. Aku pun berniat kembali kerumah langkah demi langkah aku lalui di jalanan setapakyang ada di tengah hamparan sawah. Dari ke jauhan aku liat seorang gadis mengendarai sepeda gayung semakin lamapun semakin dekat. Hingga akhirnya kitapun berpapasan di sebuah persimpangan, dia tersenyum aku pun membalasnya. Dalam hati aku bertanya-tanya. Siapa dia, di mana rumahnya. Karena selama ini aku tidak pernah melihat gadis itu di kampungku. Pertanyaan itu yang terus ada di benakku hingga aku tiba di rumah. Malam harinya aku berusa memejamkan mataku namun yang ada adalah wajah gadis yang aku temui di persimpangan jalan itu.
Keesokan harinya pun aku kembali ke persimpangan itu, aku ingin kembali melihatnya tersenyum, aku ingin tau siapa namanya. Hingga malam hapr tibapun yang aku tunggu tidak juga kelihatan. Dengan langkah gontaipun aku kembali ke kerumah dengan segudang rasa penasaran yang luar biasa. Hingga 5 hari berturut-turut aku selalu ke persimpangan itu. Namun hasilnya nihil yang aku dapati hanyalah hamparan padi yang mulai menguning.

Satu minggu sudah berlalu, ketika pagi hari aku di kejutkan dengan berita kematian dari salah satu tetanggaku. Saya bertanya kepada orang tuaku ”pak, siapa yang meninggal?” bapak menjawab “anaknya pak sugiono yang selama ini ikut kakeknya di jogja”. Ketika aku mau berangkat kerja, aku sempatkan duu datang ke rumah pak Sugiono untuk mengucapkan bela sungkawa. Saya bersalaman dan bertanya sakit apa anaknya, pak sugiono menjawab Leukimia yang menyebabkannya. Kebetulan ketika aku datang jenazah mau di mandikan, alangkah terkejutnya ketika aku melihat wajah gadis yang terbujur kaku itu. Dia adalah gadis yang selama ini aku tunggu di persimpangan, tidak ada kata yang dapat keluar dari mulutku, sedih, gundah semua bercampur menjadi satu.

Akhirnya aku memutuskan untuk tidak bekerja pada hari ini. Aku ikuti semua prosesi pemakaman hingga nisan tertancap dan bertuliskan nama “DEWI CITRA ANGGRAINI”. Kenapa aku tau namanya ketika dia sudah tiada?.. kenapa sunyuman itu menghilang ketika aku merasa bahagia.. kenapa dia pergi tanpa mengatahan satu katapun..

Setelah kejadian itu, aku selalu menyempatkan waktu untuk kepersimpangan dimana aku ketemu dengan Dewi, harapan yang tentu saja tak akan pernah menjadi nyata. Hanya persimpangan ini yang mungkin tau betapa aku ingin ketumu dengan dia.

Senin, 30 Juli 2012

MEMANCING MUJAHIR



Umpan Ikan Mujair


Memancing mungkin sudah menjadi hobby bagi banyak orang termasuk aku. Bahkan setiap libur kerja baik hari minggu ataupun pas tanggal merah aku selalu meluangkan hobby ku yang satu ini, bahkan tidak jarang istriku juga ikut kalau mancingnya pas di danau atau di bekas tambak udang. tapi akhir2 ini aku sering mancing ikan mujahir, karena untuk pergi ke laut gak ada teman. lumayan sih dapatnya sambil isi waktu luang sama istri.


Berikut beberapa resep umpan untuk ikan mujair/nila.

Resep 1
Harian, Kiloan dan Borongan :
Tepung Ketan Rose Brand ¼ kilo.
 Tepung Jagung Maizena ½ bungkus.
Lumut Sawah (yang dipake dalam keadaan setengah basah).
Vanili bubuk 1 sdm
Cara Pengolahan:
Tepung Ketan + Tepung Jagung + Lumut + Vanili = Campur jadi satu + dikukus +/- 5 - 10 menit. Tapi hati-hati dengan lumutnya, karena kalo dikukus mudah hancur.
Resep 2
Umpan yg paling joss buat nila ga ada lain selain lumut sawah, bisa tambahkan sedikit campuran essence vanili, ato coco pandan ke lumutnya tapi tetep pake kail no. kecil. Agar tidak tenggelam, nyantolin umpannya kecil saja atau kalo perlu pake pelampung busa tapi yg kecil....!
Resep 3
Pake Cacing
Yang bagus cacing kristal sih tidak mudah kesobek, kalau mujair nila ya pake lumut tambahan pewangi seperti vanila memang bagus. ..mancing dasar... lempar sejauh-jauhnya... trus di gulung pelan2... berhenti... gulung lagi pelan2... berhenti... begitu terus sampe ada yang senggol tuh umpan... kalo ada yang senggol... berhenti dulu... sampe bener2 dimakan baru gentak... biasanya babon yang sekali samber langsung bawa kabur... hehehe... selamat mencoba....
Resep 4
Umpannya ulat beras. Dikampung biasanya beras disimpan digentong yg terbuat dari tanah liat, nah biasanya klo kelamaan berasnya pada nempel di dalam gentongnya dan biasanya disitu banyak ulat berasnya.
Biasanya ikan mas/nila/mujaer paling galak sama umpan ini.
Resep 5
Menggunakan umpan udang air tawar yang biasa digunakan untuk makanan ikan louhan (pake pelet rasa udang/essence udang).
Resep 6
Menggunakan umpan ulat belimbing yang biasanya ada pada belimbing yang busuk atau kematengan di pohon dan jatuh sendiri ke tanah.

Tips Dan Trik Memancing ikan MUJAIR

 Saya akan membagikan beberapa Trik memancing ikan mujair yang saya dapat dari pengalaman pribadi serta beberapa info dari pemancing lainya. Lokasi yang akan kita pilih kali ini adalah di Rawa atau Waduk/bendungan.
  1. Persiapan Alat.
      Pergunakan joran tegek dengan panjang 360cm sampai 450cm sesuai   dengan keinginan anda untuk mendapatkan sensasi strike. Senar yang digunakan Dia: 0.50mm Test : 40Lbs kemampuan diatas 2kg, atau anda dapat memilih sesuai keinginan anda.
joran tegek

 Pelampung menggunakan pelampung jalan karena memiliki sensitifitas tinggi apabila umpan dimakan oleh ikan terutama jenis mujair ( seperti pada gambar ).Kita pilih mata pancing atau kail ukuran no. 3,4 atau 5. Saya rekomendasikan anda untuk menggunakan mata kail atau pancing bermerk SASAME karena memiliki ketajaman yang lumayan baik.
2. Persiapan Umpan.
 Umpan yang digunakan untuk memancing ikan mujair paling efektif menggunakan lumut.
3. Persiapan Memancing.
     Sebelum kita memancing ikan mujair kita tebarkan dahulu Chum / sawer / tabur. Kita dapat menggunakan dedak sebagai umpan tabur kita. Di beberapa tempat tabur beras juga terbukti efektif untuk memanggil dan mengumpulkan ikan. Beras yang digunakan sebaiknya menggunakan beras ketan. Ada juga beberapa rekan saya yang menggunakan tabur ponska (sejenis pupuk). Tapi tabur ini hanya efektif apabila suhu dalam keadaan panas dan kurang efektif apabila mendung.
 Tunggu saja dalam beberapa menit, apabila mulai  muncul gelembung gelembung kecil pada permukaan air, itu merupakan pertanda bahwa ikan telah berkumpul dan memakan umpan tabur kita.
4. Persiapan Umpan.
     Sebelum lumut kita gunakan masukan air secukupnya ke dalam ember kecil berukuran5kg, kemudian masukan vanili dan aduk hingga rata. Vanili akan membuat lumut lebih beraroma dan ikan mujair sangat menyukainya, ini sudah saya buktikan sendiri bersama rekan pemancing lainya di beberapa tempat yang berbeda, dan hasilnya bisa anda buktikan sendiri. Masukan lumut yang akan kita jadikan umpan dan aduk perlahan agar lumut tidak rusak. Lindungi lumut dari terpaan sinar mata hari langsung karena campuran lumut denga vanili akan cepat rusak apabila terkena sinar mata hari.

     Pemasangan umpan lumut pada mata kail bisa dengan memasukannya kedalam ember dan di putar perlahan, maka umpan akan membungkus mata kail. Akan tetapi ada beberapa jenis lumut yang hanya bisa dipasang dengan cara dililitkan pada mata kail. Sekarang anda harus siap siap untuk STRIKE ikan mujahir.

Senin, 02 Juli 2012

Awal dari perjalananku


Aku mulai bekerja di tahun 2000 yang lalu, ketika aku masih duduk di bangku sekolah tidak terlintas di benaku untuk bekerja ikut orang, yang terfikir setiap hari hanyalah main bola. Bahkan mungkin hanya dengan main bola aku bisa terus bersekolah. Pada suatu hari entah apa yang ada dalam fikiranku ketika aku bermain ke sebuah stasion radio di banyuwangi. Aku hanya bisa membayangkan “mungkin menjadi seorang penyiar adalah hal yang menyenagkan, setiap hari mendengarkan lagu dan kerjanya hanya ngomong, pasti gajinya gede” itu yang ada dalam benakku.

Dari situ aku mulai belajar, ngomong sendiri layaknya seperti penyiar professional, bahkan tak jarang bapakku bilang aku seperti orang gila. Tapi aku gak peduli yang aku inginkan siaran dan siaran, hingga aku lupa akan kegemaranku bermain bola.

Aku mengawali karier sebagai seorang penyiar di radio Habibulloh FM banyuwangi, disana aku banyak dapat ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan karierku, biarpun pada saat itu gaji satu hari hanya Rp.4000,- sementara makan sekal Rp.2000 pas hanya untuk makan 2X saja. Namun jam siar yang sangat sedikit membuat aku berfikir “Aku gak bakalan maju kalau hanya seperti ini”. Akupun memutuskan untuk resaint, aku pun masuk ke radio lain dengan harapan aku akan mendapatkan lebih banyak jam hingga aku bisa menjadi penyiar professional. Semua aku kerjain, dengan senang tanpa beban biarpun waktu itu gaji yang aku dapat hanya Rp. 150.000 per bulan, warung nasi epan studiopun selalu menjadi tempat berhutang makan hehehehehe.. ya hitung2 perjuangan jadi aku syukuri saja apa adanya.

2 tahun aku bertahan di radio VIS FM Banyuwangi, hingga pada suatu hai aku berfikir aku ingin mengembangkan karierku, gak mungkin aku akan berkembang di kota ini. Kalimantanpun menjadi tempat pilihanku. Aku kesena dengan harapan aku ingin memperbaiki perekonomian sekaligus mencari pengalamn bagaimana radio di luar jawa. Hasilnya tidak sia2, aku kenal dengan salahsatu manager Radio didaerah pelaihari kalsel. Aku sering berman kesana, namun orangnya tidak tahu bahwa aku mantan penyiar adio. Hingga pada suatu hari, aku mendengarkan diradio tersebut ada seorang penyiar, sebut saja namanya Ari. Dia penyiar baru, katika siaran anak ini banyak sekali menggunakan kata2 OK. Dan pada suatu hari aku luangkan waktu sekitar 2 jam untuk mendengarkan dia siaran.

Siaranpun mulai, aku ambil kertas dan bolpoint untuk member tanda berapa bnyak Ari dan 1 jam menggunakan kata OK. Keesokan harinya akupun pergi keradio tersebut, aku bertanya pada sang manager Amang Adol namanya” Mang ari dimana?” tanyaku, mang adolpun menjawab “ ada,kenapa git?” aku jawab “ Gak ada mang, aku hanya ingin kenal saja.” Tak lama kemudian ari datang, dan akupun langsung menunjukka hasil catatan kata2 OK yang sudah aku bawa. Aku bilang ” mas ari sebelumnya maaf ya, aku hanya pingin memeri tahu dalam 1 jam siaran mas Ari bilang ok segini banyak” sambil aku tunjukin kertasnya.

Mang adolpun terkejut, kamu kok tau masalah radio git? Tanya amang padaku, aku cima sering mendengarkan radio dijawa mang” jawabku. Keesokan harinya amang adol, dating ke tempat kakakku jualan alat listrik dia Tanya tentang aku dank ok bisa tahu masalah atau tata cara berbicara diradio radio. Kakaku akhirnya menceritakan semua pada mang adol bahwa ku adalah mantan penyiar radio. 2 hari berselang, mang adol mengajakku jalan2 ke Banjarmasi, gak taunya kau di ajak keradi Pusat yaitu NIRWANA FM, aku dikenalin langsung sama Big Bos nya dan betapa kagetnya aku ketika Bis Bos bertanya padaku.” Mas Sigit Kapan Bisa Mulai kerja?” aku bingung kerja apa? Perasaan lamaran jg gak pernah buat. Ternyata amang adol telah banyak cerita dengan bos nya. Akhirnya kau masuk ke NIRWANA GROUP dengan membawahin 1 radio dangdut PELANGI FM Banjarmasin, bagi penggemar KDI mungkin sering membaca nama radio ini.

Di radio ini aku susun semua, program siar, penataan lagu, materi siar dll, karena ini radio baru belum ada penyiar satupun disini. Aku yang mulai semuanya bahkan pemancarnya matiin & menghidupin semua aku yang ngerjain. Syukur alhamdulllah radio itu berkembang dengan pesat. Dan sampai saat ini aku bisa menitipkan namaku di perjalanan Sukses PELANGI FM Banjarmasin.

Ini sebagian perjalanan ku..







Jumat, 29 Juni 2012

Riwayat ku

Aku lahir dari keluarga yang bisa dikatakan serba kekurangan, sejak kecil aku sudah mulai di ajarkan bagaimana hidup mandiri. Berangkat sekolah sendiri, makan sendiri semua serba sendiri. waktu aku TK jarak rumah ke sekolah sekitar 1 Km lebih, aku hanya berjalan sendiri menyusuri jalan kecil di pinggir2 rumah orang. Tapi semua aku jalani dengan bahagia bahkan ketika kecil aku arang bergaul bersama teman-teman, satu yang terlintas dalam benakku ketika aku bermain dengan mereka yang selalu membawa mainan bagus. dan aku sadar betul orang tuaku tidak akan mungkin bisa membelikanya, jangankan mainan buat makan saja susah. tapi dari itu aku mulai belajar berkreasi membuat mainan sendiri yang sekiranya temanku tidak bisa membuatnya. bahkan pada suatu hari ada temanku yang punya mainan dokar yang bagus, aku sangat pingin memilikinya, tp aku tidak bisa bicara sama orang tua ku, yang ada hanyalah keinginan yang aku pendam dan terus kupendam tanpa ada satu oarangpun yang tau, hingga akhirnya aku jatuh sakit sekitar 2 mingguan. saat itulah orang tua serta saudaraku bertanya sebenarnya kamu pingin apa, awalnya aku tak mau bilang karena kasihan melihat keadaan orang tuaku. karena terus menerus ditanya akhirnya akupun mengatakan apa yang sebenarnya aku inginkan. aku masih ingat waktu itu harga mainan itu hanya Rp.1.500,- hanya senilai itu, uang yang mngkin tidak ada artinya bagi mereka yang selalu bergelimang harta, beda dengan hidupku. akhirnya saudarakupun membelikan apa yang aku inginkan, malam ini aku dibelikan keesokan harinya aku sudah bisa berlari..hanya satu keinginanku jangan sampai anakku kelak merasakan apa yang aku alami di masa kecil..